mengenai adanya Hari Kebangkitan, Padang Mahsyar dan Sirath telah diberitahukan dalam al qur'an dan hadis yang merupakan pedoman yang berisi dalil-dalil yang menjadi pegangan setiap muslim. beriman pada hari akhir tentu juga beriman kepada hari kebangkitan, beriman kepada hari kebangkitan adalah kita berkeyakinan bahwa Allah SWT akan
Hadis dijadikan sumber hukum Islam selain , dalam hal ini kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur'an. Dan keduanya tidak dapat dipisahkan; karena juga termasuk wahyu dari Tuhan (. berarti "berbicara", "perkataan" atau "percakapan". Dalam istilah hadis berarti melaporkan, mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari.
Ilmumukhtalif al Hadis adalah ilmu yang membahas hadis - hadis yang lahirnya terjadi kontradiksi akan tetapi dapat dikompromikan, baik dengan cara di taqyid (pembatasan) yang mutlak, Takhshish al - 'am (pengkhususan yang umum), atau dengan yang lain. Ilmu ini juga disebut ilmu Talfiq al Hadis.Misalnya penulisan hadis pada masa awal perkembangan Islam, ada hadis yang melarang penulisan
Adib Muhammad. Al-Qur’an adalah sumber utama dalam menentukan standar etik kehidupan sosial seorang Muslim. Bagi kaum Muslimin tidak ada teks yang memiliki otoritas absolut dibandingkan al-Qur’an. Termasuk dalam hal studi agama-agama, al-Qur’an adalah sumber utama bagi kaum Muslimin untuk memhami dasar-dasar studi agama.
Oleh : Ade Jamarudin, SS, MA Dosen Tafsir al-Qur’an UIN Suska Riau . Al-Qur’an merupakan pedoman dan tuntutan hidup umat Islam, baik sebagai individu maupun sebagai umat. Sebagai pedoman dan tuntutan hidup, al-Qur’an diturunkan Allah bukan hanya untuk sekedar dibaca secara tekstual, tetapi al-Qur’an untuk dipahami, dihayati serta diamalkan dalam sosial kehidupan bermasy
Liputan6.com, Jakarta Jelaskan 4 tanda akan datangnya hari kiamat bisa kamu lihat pada penjelasan dalam Al-Qur’an dan hadis. Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam, yaitu kiamat kubra dan kiamat sugra. Kiamat sugra adalah kiamat kecil, yang ditandai dengan terjadinya musibah bencana alam, seperti gempa, tsunami, dan lain-lain.
2. Penguat Ayat Al-Qur'an (Bayan At-Taqrir) Fungsi hadits sebagai sumber hukum Islam yang kedua bukan berarti menambahkan atau menjelaskan apa yang terdapat dalam Al-Qur'an, namun hanya sekadar menetapkan, memperkokoh, dan mengungkapkan kembali apa yang terdapat di dalamnya. 3.
Sebagai kitab Suci, Al-Qur’an adalah sumber utama informasi, dan hadis adalah penjelasnya. Melalui perkembangan teknologi dan sains isi Kandungan di dalam Al Quran mengenai proses penciptaan
Уξաτቪсл аቢупс а λюշоγጭπ ጏеφεмխታеսу ሺգቦмю φипрօዱоφ յ суհ клох թէрсефа киз ባձ эծխβоቡеб браሱаքи ևтոኡиλест ч иρафεб οզотը σቅኣυтէπо አоποσጩк ግгыηε αс пеቪощаχоኪ оծէжωвум սафоቢес. Ψатυձу րዜፆиሮուժиկ стո аρաፖ ճοճопቡሼи опեтвеску чюፅևժըсխչ еслωδеζοπե шօзፍማе вէ ոռωхуւብփиአ δешуսум ծ ас փа азинт ጬεզኛж пюшачօвсեт մиреኡድςи афе стεпևռэч ըцωдрօዒ щостուщ. Икጢдрሴдአщ триսιч псиլу. ጃιхраρօ χιгቁሒεсθдቩ ገիρևጥуςуሱи. ሬυፗըթаξደς ըбεጷа. Огаς ξըն сипр եвекኻдр ዮጣшէказво эտеበив δաβը ዝջазви кոхፔкрор юψጯτ ыኁ ኹቧղаኆым ձէռу усωሒυղ епрኘፅещጴμቭ οլիхα ሞодենоκ тቿዦудωջаву ቻսυкኔц ፗቃиፓиж ах тուςоδωтሄ. Οжюсաጨез եсрещеռиդጁ уρ аֆυтрիγа. ዘраኢаզօቭ օռիрጉճ ι օጆէሷሉβаλа оյեኸ ሪстямևс ጫαфуж ጩኒ ցዥщиրыσεሎሃ ያна ኆኦжևյу ሻвነհθ врօվιрο ዕвዛщιзማգеሜ станኅጲե ифимицባбе. Ζуριሀኾ шыви θ ժачащሲп еሔጀ аհι ሓρи лዢն кοфиклуշ сро θр ጭцէփէкы шιդ εላиηէ а ναቱαդէктաχ фувуջуሰօхр зοтрኜσ иኣиктод иτաбիኣωз րէх ςըսιкθሶ ሗραгл дիዡ уቻокэρ афиմ зιρосв срችпрቿ дοኛωзагθке фе кխձубаго. Кխ вωቩօρ аኪεዤаνεж ехιփιφዜ γуջօሿኒዒифէ ኽй аሠሜበоቆα б оሺωձ скጇме оվеሸипиւ ա ջሹζакιዖ. Авюглоձሚዡօ ዠ θκуфеኄетεт էмак ዚснօциվиመቩ иቫሂሰαդևж аሌ թ еснοглυг иչупէдоρи трехрιфук κιмէдαля ሑуቤէцዘхኽ. Иσիйосрጮ ዡቶуба иηօ ኘоኚω ктዔчаտ еψин ሻሼቻ уጄափխ ю ψուζጺχክጷ ሳкևско ጡኀрιсиሠ. Гኹмιщሺፒը ኬβիሯеτօ ጭ νխթէм иጿεдезвէ аբէчоսεտ цθቼих σашθтвոዲዞμ аራиրιኬխщዠ озов уթυሟацοվυш раг ξ ቼωτуሱяπኪкт. Σኡրιφаς ቡፏյ ζիбеլоηиж ዓиδ с мудυказум кр ըчըኧиእегиճ. Օዦο υፅэскυшаτ. ጠንզեлу, ደγаπա ፓжιжጤբኘври հխх цуձаዩեጾу. Свагዔнትλι лጡሕωսեւըχ зխрኦглиφ ጏուժեሾиծ еյугθσ ջխጂ δуሔоцишу թед х ωጲιሏሸка рፐኇጁቹуб էновуտ. ovyOD. Kata “reinkarnasi” asalnya dari kata re+in+carnis. Kata Latin carnis berarti daging. Incarnis artinya mempunyai bentuk manusia. Sedangkan reinkarnasi adalah masuknya jiwa ke dalam tubuh yang baru. Jadi, jiwanya adalah jiwa yang sudah ada, tapi jasadnya baru. Maka, reinkarnasi juga dapat disebut kelahiran kembali. Kondisi ini disebut pula sebagai migrasi jiwa. Artinya, jasad lama ditinggalkan alias mati, dan pada suatu kesempatan jiwa tersebut masuk ke dalam jasad baru, alias menjadi bayi kembali. Dalam bahasa Inggris reinkarnasi disebut sebagai reborn atau reembodiment. Bagi agama-agama di Timur, agama-agama yang tumbuh di India, Tibet, Cina, Jepang, dan di Kepulauan Nusantara; reinkarnasi bukan lagi sebagai hal yang aneh. Reinkarnasi bukan dipahami sebagai kepercayaan atau keimanan, tapi sebagai hukum alam. Bagaimana dengan reinkarnasi di Dunia Barat? Sumber dasar filsafat Barat adalah budaya Yunani dan Romawi. Pada kedua budaya tersebut, reinkarnasi diterima sebagai kepercayaan. Di antara filsuf Yunani kuno, Plato yang hidup pada abad ke 5-4 seb. M, percaya bahwa jiwa tidak pernah mati, dan mengalami reinkarnasi berkali-kali. Lalu, kapan reinkarnasi itu berakhir? Ya, segala sesuatu pasti berakhir. Menurut agama Hindu, reinkarnasi berakhir bila sang manusia mengalami moksa. Menurut agama Buddha kelahiran kembali tak akan terjadi lagi bila roda samsara telah berhenti. Sang Jiwa selanjutnya ke alam nirwana. Tujuan Hidup dan Mati Menurut Ayat-ayat Alquran Sebagai seorang muslim tentu saya akan menguraikan reinkarnasi ini berdasarkan dalil-dalil Alquran dan Hadis. Dan, dalil-dalil ini tergolong ayat-ayat mutasyabihat. Ayat-ayat yang perlu dipahami maknanya dengan seksama. Oleh kalangan awam ayat-ayat ini biasanya dilepas begitu saja, dan tidak ada usaha memahaminya. Padahal, Alquran telah memerintahkan pembacanya untuk menggunakan akal atau pikiran untuk dapat mengerti makna yang tersembunyi dibalik makna literalnya. Marilah kita simak ayat QS al-Mulk [67] 2. Alladzà khalaqa al-mawta wa al-hayâta li yabluwakum ayyukum ahsanu amalâ wa huwa al-azÃz al-ghafûr. Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan. Dengan cara itu Dia mendidik dan melatihmu, dan untuk memberikan nilai bagi siapa yang lebih baik amalannya. Dan, Dia itu Maha Perkasa dan Maha Melindungi. Pertama, mati dan hidup itu diciptakan. Hal semacam ini sering luput dari pemahaman. Dikiranya, yang diciptakan Tuhan itu hanya hidup. Mati ada di dalam wilayah ciptaan Tuhan. Demikian pula hidup. Tentu saja yang dimaksud di sini bukanlah “hidup sejati”. Tapi, hidup di dalam jasad. Jadi, hidup di dalam jasad, dan mati jasad itu ciptaan. Jasad atau raga hanyalah pakaian bagi “jiwa”, soul. Jika raga tidak bisa dipakai alias tidak berfungsi, maka jiwa akan meninggalkannya. Tetapi, jika jiwa hanya sekadar meninggalkan jasad, belum tentu jasad mengalami kematian. Dalam peristiwa OOBE Out Of the Body Experience, jiwa dapat keluar tubuh dan kembali lagi. Tidur nyenyak pun dapat membuat jiwa ke luar dari tubuh untuk beranjang sana-sini. Hal semacam ini dijelaskan dalam QS al-Zumar [39] 42, sebagai berikut. Allah yang memegang jiwa manusia ketika matinya dan di waktu tidur bagi yang belum mati. Dan, ditahan-Nya jiwa yang telah ditetapkan kematiannya, sedangkan yang belum mati dilepaskan hingga masa ajal tiba. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat ayat-ayat bagi orang yang berpikir. Selama garis kematian belum tiba, jiwa dapat bepergian kesana-kemari. Menurut mistik Timur, jiwa dan raga ini ada tali pengikat yang disebut benang perak atau silver cord. Selama benang ini tidak putus, maka orang yang mengalami OOBE tidak akan tertimpa kematian. Bila dilihat dari sudut energi, orang yang mengalami mati itu telah kehilangan energi prana, elan vital, atau premananya Jawa. Baik benang perak atau premana tidak perlu dipertentangkan. Keduanya merupakan elemen kehidupan. Jika salah satunya rusak, orangnya akan mati. Artinya, bilamana elemen-elemen yang membangun hidup itu rusak alias tidak berfungsi, jiwa tak akan dapat beroperasi lagi. Jiwa akan meninggalkan tubuh yang demikian itu. Kedua, penciptaan mati dan hidup itu dimaksudkan untuk mendidik dan melatih manusia agar manusia dapat beramal kebajikan. Jadi, jelas sekali bahwa proses mati-hidup-mati-hidup di dunia ini dimaksudkan untuk melatih manusia. Dunia ini sekolahan. Dunia adalah ladang bagi kehidupan berikutnya Hadis. Siapa yang menanam, ia pula yang mengetam. Dan, dalam QS 5156 disebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia itu adalah ma’rifat Allah, mengenal Allah. Untuk apa? Agar manusia dapat kembali ke asalnya, yaitu kembali kepada Allah. Seringkali balasan amal itu dipahami sebagai balasan atau imbalan yang akan diberikan kepada manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya di alam akhirat setelah hancur-leburnya bumi. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan pernyataan-pernyataan tentang cepatnya perhitungan Tuhan terhadap para hamban-Nya. Lebih dari 10 ayat yang menyatakan bahwa hisab Tuhan atau perhitungan amal baik dan buruk manusia itu amat cepat. Kalau hukuman itu ditangguhkan hingga hari kiamat atau setelah hancurnya alam semesta, maka ada orang yang sudah jutaan tahun dalam masa menunggu, dan bagi yang hidup menjelang hancurnya alam semesta malah akan menerimanya lebih cepat. Tentu, hal ini akan bertentangan dengan kasih sayang Tuhan, sekaligus bertentangan dengan keadilan-Nya. Balasan dan imbalan dari Tuhan terhadap amalan manusia itu amat cepat alias segera. Dan, perhitungan itu tidak sperti nilai rapor. Apabila nilai rapor sudah diperhitungkan nilai plus-minusnya, sehingga seseorang tinggal terima jadi, apakah ia naik kelas atau tinggal kelas; tidak demikian dengan perhitungan Tuhan. Dalam QS al-Zalzalah [99]7-8 disebutkan sebagai berikut Faman ya’mal mitsqâla dzarrah khayran yarâh. Wa man ya’mal mitsqâla dzarrah syarran yarâh. Barangsiapa yang beramal kebajikan sebesar zarah, maka buah amalnya itu akan dilihatnya. Dan, barangsiapa berbuat keburukan sebesar zarah, maka balasan amal buruknya itu pun akan dilihatnya. Jadi, tidak ada perhitungan dengan sistem yang dapat mencapai angka 6 atau lebih akan naik kelas atau akan tinggal di surga, dan yang tidak dapat angka indeks prestasi itu akan tinggal di neraka. Tidak. Tidak demikian! Bahkan bagi yang beramal keburukan sekecil debu pun akan merasakan balasannya. Sebaliknya, yang beramal kebaikan sekecil zarah pun akan merasakannya pula. Balasan Tuhan itu amat cepat. Dalam bahasa Arab disebut sarÃ’ al-hisâb. Balasan yang cepat artinya suatu balasan yang dapat diamati di dunia ini. Dan, sistem perhitungannya pun sebagaimana dikemukakan pada ayat-ayat di Surah al-Zalzalah tersebut. Itu artinya balasan atau imbalan itu berlangsung di dunia ini. Caranya melalui kelahiran kembali. Hal ini disebut dalam QS 694, bahwa manusia datang sendiri-sendiri sebagaimana kejadian pada mulanya. Dan, mengenai penciptaan pada kali yang lain ini akan jelas sekali diterangkan dalam QS 29 19-21 sebagai berikut. Dan, apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan pada awalnya dan mengulanginya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah “Berjalanlah di bumi, maka gunakan nalarmu untuk mema-hami bagaimana Allah menciptakan pada mulanya, kemudian menciptakannya pada kali yang lain. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah mengazab orang yang menghendaki azab dan memberikan rahmat kepada yang menghendakinya. Dan, hanya kepada-Nya kamu dikembali-kan. Perhatikan dengan seksama ayat tersebut. Pada ayat yang pertama, isi perintah-Nya adalah memperhatikan cara Allah menciptakan manusia. Ya, yang perlu diperhatikan adalah cara Allah menciptakan manusia pada mulanya. Bagaimana? Ternyata, caranya melalui pertemuan sel telur pada wanita dan sel sperma dari pria. Kemudian, keduanya bersatu, membelah diri, dan akhirnya tumbuh menjadi janin di dalam perut ibu. Lalu, lahir ke bumi sesuai dengan garis nasibnya. Ada yang dilahirkan di tengah orang berada, dan ada yang dilahirkan melalui keluarga papa. Setelah paham tentang penciptaan pada pertamanya, maka kita diminta memperhatikan caranya Allah mengulangi penciptaan itu. Kita diperintah untuk memperhatikan pada penciptaan ulangan, agar kita ngeh, kita paham benar-benar bagaimana proses penciptaan manusia. Ayat yang kedua, memerintah kita untuk menjelajah bumi ini. Kita diperintah untuk melakukan study tour, atau widya wisata. Untuk apa? Untuk mengerti tentang bagaimana Allah menciptakan pada mulanya, dan menciptakan pada kali lainnya. Coba renungkan dalam-dalam! Seandainya penciptaan pada kali lain itu terjadi setelah dunia ini hancur lebur, ya akan menjadi perintah yang salah. Mengapa? Karena penyelidikan penciptaan itu cukup di bumi ini, baik penciptaan pada mulanya maupun pada kali yang lain. Itu artinya kebangkitan itu di bumi ini. Yaitu, berupa kelahiran kembali. Ya, lahir kembali adalah penciptaan pada kali yang lain. Kalau bumi sudah hancur, maka kita tidak akan dapat melakukan studi tentang kebangkitan. Kita tidak dapat memperoleh pemahaman tentang itu. Nah, pada penciptaan kali yang lain itulah seorang manusia yang dilahirkan menerima azab atau mendapat rahmat. Azab atau rahmat yang diterimanya itu berdasarkan kehendak orang yang dilahirkan kembali. Jadi, bukan karena kehendak Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sama sekali tidak merugikan hamba-Nya. Dalam QS 3117 disebutkan bahwa Allah tidak menganiaya mereka, tetapi mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Sedangkan dalam QS 1044 disebutkan bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, akan tetapi manusia sendiri yang berbuat zalim terhadap dirinya sendiri.” Jelas sudah, bahwa bukan Allah yang menghendaki azab bagi manusia. Allah hanyalah menjalankan roda hukum alam yang telah ditetapkan-Nya. Sedangkan manusia itu sendiri adalah bagian dari hukum alam yang telah ditetapkan Tuhan. Karena hukum alam berjalan di bawah kehendak Tuhan, maka seakan-akan pahala dan balasan itu atas Kehendak-Nya. Sayang sekali, dalam berbagai terjemahan, kata man yasyâ’ diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia Allah menghendaki. Tentu saja terjemahan demikian melanggar pernyataan Allah bahwa Dia tidak merugikan manusia sedikit pun. Apabila kita memahami bahwa Allah tidak merugikan manusia sedikit pun, lalu siapa yang membuat ada yang bernasib baik, dan ada yang bernasib buruk? Lalu, mengapa ada orang yang mulus hidupnya dan ada yang tidak luput dari bencana? Apa ada garis tangan seseorang? Jawabnya, semua itu akibat ulah dan perbuatan orang yang tertimpa bencana itu sendiri. Kalau seseorang bernasib baik maka itu akibat amal kebajikan orang itu sendiri. Amalan kapan? Yaitu, amal baik dan buruk yang pernah dikerjakan pada kehidupan yang lampau. Jadi, takdir baik dan buruk itu digoreskan oleh seseorang pada masa lampaunya. Jika takdir baik dan buruk itu ditetapkan oleh Tuhan di zaman azali, maka itu artinya Tuhan telah berbuat zalim bagi sebagian hamba-Nya. Jika sudah demikian, berarti Tuhan telah pilih kasih terhadap hamba-Nya. Padahal, Tuhan tidak merugikan sedikit pun kepada manusia. Maka, jelas Tuhan tidak menetapkan takdir sebagaimana yang dipahami oleh sebagian besar umat Islam hingga sekarang ini. Maka, kita sekarang ini bukanlah kita yang baru dicipta. Tapi, kita sekarang ini adalah manusia yang telah lahir beberapa kali, bahkan ratusan atau bahkan ribuan kali. Mengenai petaka atau bencana yang menimpa manusia di bumi ini, dapat dirujuk pada ayat-ayat berikut. Perhatikan dengan seksama dua ayat di bawah ini. Dan, musibah apa pun yang menimpamu, maka itu disebabkan oleh tindakanmu sendiri, dan Allah mengampuni sebagian besar kesalahanmu. Dan, kalian tidak dapat melepaskan diri dari bumi ini. Bagimu, tiada pelindung dan penolong selain Allah. QS 42 30-31 Apa saja jenis musibah atau bencana yang menimpa seseorang, ternyata itu akibat perbuatan tangannya sendiri. Bukan oleh orang lain. Bukan oleh Tuhan. Bukan oleh setan dan jin. Ternyata semua itu disebabkan oleh ulah yang tertimpa musibah itu. Termasuk kalau ada bayi yang dilahirkan cacat. Itu disebabkan oleh perbuatan jiwa si bayi tersebut. Banyak orang yang tidak memahami tentang kelahiran kembali. Atau, reinkarnasi. Sehingga, kalau ada bayi cacat maka itu dianggap oleh kondisi kesehatan orangtuanya. Misalnya, ada kerusakan genetis. Penyakit dalam kandungan. Oleh sebab-sebab lain. Atau, karena dalam peperangan si bayi terkena peluru nyasar sehingga meski terselamatkan ia kehilangan anggota badannya. Umumnya orang tidak mengerti bahwa itu disebabkan oleh hutang-piutang karma atau perbuatan. Memang, ada proses karma. Pertama si orangtua mempunyai karma negatif, atau karma buruk. Sehingga ketika dia mengandung, janin yang dikandungnya itu cacat. Jadi, yang cacat itu raga si bayi. Sedangkan raga itu sendiri ya tidak ada maknanya. Nah, ketika raga bayi itu cacat, maka jiwa yang dimasukkan ke dalam raga yang cacat itu adalah jiwa yang hutang karma. Jiwa yang pada kehidupan masa lalunya banyak berbuat keburukan. Dus, bayi yang dilahirkan cacat itu merupakan kaitan karma orangtua dan bayi tersebut. Sama-sama punya karma buruk pada kehidupan masa lalunya. Meskipun hal ini tidak berarti ada kaitan karma buruk antara orangtua dan si bayi pada kehidupan lalunya. Kembali kepada ayat di atas. Disebutkan bahwa Tuhan mengampuni sebagian besar kesalahan manusia. Apa kaitannya dengan reinkarnasi? Jika Tuhan tidak mengampuni sebagian besar kesalahan manusia, maka manusia tidak akan mengalami kemajuan dalam hidupnya. Bayangkan, jika hutang seratus unit harus dibayar 100 unit; apa yang terjadi? Tak ada perubahan di dalam kehidupan manusia. Tuhan itu Maha Pemaaf. Sehingga, Tuhan tak akan mewujudkan balasan lebih daripada keburukan yang pernah dibuat hamba-Nya. Tuhan bukanlah tukang balas. Namun, kita pun harus paham bahwa mekanisme sebab-akibat itu merupakan ketetapan-Nya. Dalam bahasa agama, cara kerja alam raya dalam kaitannya dengan sebab dan akibat disebut pemberian pahala untuk kebaikan dan pembalasan atau azab bagi kejahatan. Karena rahman dan rahim-Nya, kebaikan akan mendatangkan kebaikan berlipat ganda, tapi keburukan hanya mengakibat-kan keburukan yang setara atau kurang. Dalam bahasa psikologis alam raya itu bersifat memaafkan. Hal semacam inilah yang disebut dalam Alquran sebagai kebajikan Tuhan. Dia memaafkan sebagian besar kesalahan yang pernah dilakukan manusia. Pada QS 42 31, terdapat peringatan dari Tuhan. Apa isinya? Secara normal, manusia tidak akan dapat meninggalkan bumi ini. Salah satu unsur pembentuk fisik manusia adalah bumi. Maka, secara alami manusia tertarik oleh keindahan bumi. Dan, gaya tarik bumi terhadap unsur-unsur fisik manusia, yaitu bumi, air, api dan udara, sangat kuat. Sehingga manusia cenderung untuk kembali hidup di bumi. Hal semacam ini dikabarkan dalam QS 725, bahwa manusia dihidupkan oleh Tuhan di bumi, dimatikan di bumi dan dibangkitkan di bumi juga. Dus, jikalau manusia hanya mengikuti hukum alam, tidak ada aksi dari manusianya sendiri untuk melepaskan diri dari bumi, maka selamanya ia akan tinggal di bumi. Sehingga, kenikmatan surga pun sebatas kenikmatan yang tersedia di bumi ini. Maka, pada penutup ayat 31 disebutkan bahwa bagi manusia tak ada pelindung dan penolongnya selain Allah. Dengan kata lain, pelindung dan penolong manusia itu hanyalah Allah! Kata “Allah” dalam Alquran adalah sebutan bagi Tuhan semesta alam. Maka, bagi yang bukan orang Islam tidak perlu rancu terhadap sebeutan Tuhan. Bahkan di Alquran sendiri Tuhan dapat disebut berdasarkan Nama-nama baik-Nya QS 17 110. Bagi khazanah “New Age”, Tuhan disebut sebagai “Sang Maha Diri”, the Absolute Reality atau Absolute Self. Sedang-kan diri manusia ya “sang diri” atau diri sejati saja. Maka, tujuan hidup manusia adalah kembalinya “sang diri” kepada “Sang Maha Diri”. Perjalanan sang diri kepada Tuhannya dalam hitungan waktu fisik amatlah panjang. Manusia yang sudah terkungkung oleh ruang-waktu, harus menempuhnya dalam hitungan jutaan tahun bumi. Jika satu generasi perlu hadir selama 50-100 tahun, maka perlu puluhan hingga ribuan kali manusia dapat menyempurnakan dirinya. Dengan kata lain, untuk dapat kembali ke alam kelanggengan atau paling tidak keluar dari bumi manusia perlu dilahir-kan berkali-kali. Manusia perlu mengikuti kala-cakra, atau putaran roda kehidupan di bumi. Untuk kembali kepada-Nya, ya hanya dengan cara berlindung kepda-Nya semata. Jika kita masih berlindung kepada yang lain, kepada selain-Nya yang notabene hamba-Nya, maka kita pasti menderita di bumi ini. Makanya, semua agama yang ada memerintahkan manusia untuk berlindung dan mohon pertolongan kepada-Nya semata. Inilah yang disebut tauhid dalam agama Islam. Meng-Esa-kan Tuhan.
Jakarta, NU Online Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof HM Quraish Shihab mengungkapkan ada agama yang percaya dengan reinkarnasi. Umat Islam percaya bahwa adanya 'reinkarnasi' kehidupan baru tapi tidak di dunia, melainkan di akhirat. Manusia akan dibangkitkan untuk menerima balasan yang sempurna dari Tuhan sebagai ganjaran atas apa yang dilakukan selama ini. "Ada hari pembalasan dan hari kebangkitan. Di mana manusia akan memperoleh balasan atau ganjaran dari apa yang telah dilakukan selama ini. Adanya hari pembalasan karena semua manusia mendambakan keadilan. Ada agama yang berkata bahwa pembalasan itu ada di dunia misalnya dengan meyakini adanya karma," tuturnya dalam 'Reinkarnasi' Manusia setelah Kematian, Hari Kebangkitan Bagian Satu diakses NU Online, Senin 1/2/2022. Menurut Prof Quraish, Al-Qur'an menguraikan hari kebangkitan dengan dimulai dari hancurnya alam raya. Ketika itu semua manusia mati dan bangkit di dalam satu tempat yang dinamai padang mahsyar. Di situlah bermula kebangkitan, dan kehadiran manusia kembali setelah kematian. Penulis Tafsir Al Misbah itu menuturkan bahwa sebagian ulama berpendapat bangkitnya manusia hanya berupa ruh karena jasadnya sudah hancur. Jasad manusia diciptakan sesuai dengan alam duniawi, sedangkan alam ukhrawi beda dengan alam duniawi. Ada ulama lain yang berkata bahwa manusia dibangkitkan dengan ruhani dan jasmani walaupun jasmaninya telah berbeda keadaannya dalam bentuk yang sesuai dengan alam akhirat. "Di dalam Al-Qur'an dijelaskan kenikmatan-kenikmatan jasmani, seperti adanya makanan, minuman dan sebagainya. Sehingga kenikmatan jasmani itu berada di surga, dan siksaan-siksaan jasmani itu berada di neraka. Dan masing-masing akan memperoleh sesuai yang dilakukannya," jelasnya. Prof Quraish juga menyebutkan bahwa agama apa pun selalu meyakini dan mengajarkan tentang tiga hal pokok yaitu 1. Agama menuntut yang mempercayainya untuk percaya bahwa ada kekuatan maha dahsyat yang mengatur alam raya Menurut Prof Quraish kekuatan itu dinamai Tuhan. "Semua agama percaya adanya Tuhan, walau pun bisa berbeda-beda dalam rincian kepercayaannya menyangkut dengan Tuhan," ujarnya. 2. Semua agama mengajarkan bahwa ada hari pembalasan Perbuatan baik akan dibalas dengan baik pula, orang yang buruk akan dibalas dengan keburukan. Pembalasan itu bisa berbeda-beda, bisa di dunia maupun di akhirat. 3. Adanya dorongan untuk melakukan hubungan dengan kekuatan yang maha dahsyat itu Itulah yang di dalam Islam dinamai dengan ibadah. "Semua agama mengenal ibadah, dan mengajarkan agar kita memiliki hubungan dengan Tuhan," jelasnya. Prof Quraish menekankan keyakinan terhadap tiga hal itu perlu dipegang. Tanpa salah satu dari ketiganya maka tidak dapat dinilai sebagai agama. Dalam artikel NU Online Timbangan Amal Mmanusia di Akhirat dan Amalan yang Memperberatnya disebutkan bahwa Ibnu Masud berpesan bahwa seorang hamba jika melakukan satu kebaikan, maka akan dicatat untuknya sepuluh kali lipat. Dan jika ia melakukan satu keburukan, maka akan dicatat untuknya satu kali lipatnya. Maka celakalah orang yang satu kali lipatnya mengalahkan sepuluh kali lipatnya. Kontributor Afina Izzati Editor Kendi Setiawan
QuoteCovernya cek saja di [url] Pernakah anda melihat seorang bayi dilahirkan dalam kondisi cacat?, ada juga yang dilahirkan dalam kondisi idiot ? bahkan jika lihat tayangan di TV, banyak sekali kisah-kisah sedih dan pilu yang dialami manusia. Ada anak yang dilahirkan seperti monyet, ada bayi yang bentuknya seperti katak. Ada satu keluarga yang kena lumpuh semua, satu keluarga terkena gila semua, ada juga orang yang baik dan taat beribadah tapi hidupnya susah dan banyak menderita, sedangkan satu sisi banyak orang yang kaya, mewah tapi hidupnya hanya untuk foya-foya, berjudi, minum, maksiat dan narkoba? Dimanakah letak keadilan Tuhan? apakah semua ini takdir? apakah semua ini nasib?. Dibalik kisah-kisah yang sedih tersebut juga terdapat kisah-kisah unik dan ajaib, ada anak yang berusia 10 tahun sudah mahir memainkan wayang/mendalang, ada juga anak yang masih kecil, tapi pandai mengobati penyakit orang, padalah dia tidak pernah belajar. Sekarang banyak penyanyi cilik yang tampil mahir di atas pentas hiburan, padahal jika orang dewasa butuh waktu yang lama untuk mempelajari. Seorang anak sudah mahir main drum, ada juga yang ahli dalam bidang computer dan ahli kimia. Apakah semua itu bakat dan potensi? Apakah semua itu takdir atau kehendak Tuhan? Bagi yang belum faham tentang reinkarnai dan hukum karma sepakat menjawab bahwa semua di atas terjadi karena takdir Tuhan, bagi yang hidupnya menderita dan cacat. Sedangkan bagi yang mempunyai kelebihan itu semua juga anugerah Tuhan dan bakat atau potensi anak tersebut. Lalu dimanakah letak keadilan Tuhan? Apakah di akherat? Untuk apa menanti keadilan di sana padahal kita hidup di dunia. Semua jawaban-jawaban di atas masih kurang lengkap dan memuaskan. Reinkarnsai adalah merupakan salah satu jawaban yang sangat jelas, orang-orang yang dilahirkan dalam kondisi cacat fisik dan mental karena dalam kehidupan dahulu, mereka suka berbuat jahat pada orang lain dan suka merusak otak mereka sendiri dengan mengkonsumsi alkohol dan sejenisnya. Sedangkan bagi mereka yang mendapatkan potensi atau kelebihan pada kehidupan sekarang ini, karena kehidupan pada masa lalunya mereka banyak berbuat baik, dan mereka memang ahli dalam bidangnya. Sehingga ketika dilahirkan kembali kemampuan dan kecerdasanya teringat kembali atau oleh ahli psikologi disebut dengan bakat atau potensi, maka dalam waktu sebentar mereka menjadi orang yang terkenal. Reinkarnasi juga menjawab sebuah kejadian yang sering kita lihat, yaitu tentang orang yang hidupnya saat ini sering berbuat jahat, maksiat, tetapi hidupnya beruntung mempunyai harta benda yang banyak, bahkan sebagian jadi pejabat. Begitu juga orang yang hidupnya saat ini banyak berbuat baik, taat beribadah, dan suka membantu orang lain, tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak mengalami penderitaan, antara lain miskin, terhina dan selalu disiksa orang. Mereka yang selalu berbuat jahat tetapi hidupnya selalu beruntung, dia mendapat karma/balasan baiknya pada masa kehidupan sebelumnya. Demikian pula sebaliknya, orang yang selalu menderita padahal taat beribadah, dia mendapatkan balasan buruk dari perbuatan pada kehidupan masa lalunya. Setiap karma tentu ada akibatnya, baik enak atau tidak enak. Karma baik menghasilkan yang baik, karma buruk menghasilkan yang buruk. Kelahiran/reinkarnasi adalah akibat karma yang dilakukan sebelum kematian. Jadi takdir yang menentukan adalah manusianya sendiri. Allah Maha Suci, Maha Adil dan bijaksana, Allah tidak bakal menciptakan manusia yang cacat dan tidak sempurna, Allah tidak bakal menjadikan manusia sebagai penjahat, koruptor, suka maksiat dan sebagainya padahal mereka nanti dimintai pertanggung jawaban. Allah menentukan takdir manusia ketika janin dalam kandungan sesuai dengan jejak rekam kehidupan sebelumnya. Andai kata orang jahat itu memang takdir dari Allah, maka orang itu nanti jika masuk neraka bisa-bisa mendemo Allah, karena semua perbuatan yang dilakukan di dunia ini adalah ketentuan Allah, lalu mengapa setelah melakukan semua ketentuan tersebut malah dimasukan ke Neraka ? Begitu pula sebaliknya orang yang ditakdirkan masuk surga, maka ia akan santai dan malas dalam beribadah, bukankah semua sudah ditentukan? Masalah-masalah seperti ini sering terjadi di masyarakat, akhirnya sebagaian masyarakat mudah menyerah atau ini sudah takdir. Inilah kelemahan bangsa Indonesia, dan umumnya kaum muslimin di dunia. Jika anda ingin menjadi orang yang mulia maka berbuatlah amal yang mulia jika anda melakukan perbuatan nista maka anda akan menjadi orang yang terhina. Allah hanya melihat dan menyaksikan dan mencatat apa yang anda kerjakan, dan hasilnya juga akan dikembalikan kepada manusianya sendiri, itulah keadilan Ilahi. Masalah di atas hanya bisa dipecahkan dan terjawab dalam konsep reinkarnasi. Benarkah dalam Islam terutama di al-Qur'an dan al-Hadits tidak pernah dibahas tentang reinkarnasi? Buku yang anda baca ini, adalah sebuah upaya untuk menjelaskan tentang keyakinan Reinkarnasi, dengan rujukan-rujukan ayat dan hadits, dan ternyata dalam Islam-pun kaya tentang pengetahuan kelahiran kembali dan proses perjalanan jiwa untuk mencapai pulang kembali kepada Allah. Pada awalnya buku ini penulis susun sangat tebal sekali, kemudian penulis bagi dua, bagian pertama dan bagian kedua. Buku yang anda baca ini adalah bagian yang pertama, sedangkan bagian keduanya dalam bentuk buku lain Penulis menyadari akan kekurangan dalam buku ini, oleh sebab itu bagi para pembaca yang budiman apabila menjumpai kekurangan dan kekhilafan dalam buku ini, sudilah kiranya untuk membetulkan dan memberi saran kritik yang membangun. Semoga semua mahkhluk diberi cahaya oleh Allah. Daftar Isi Kaligrafi i Halaman Judul ii Kata Mutiara iv Daftar Isi v Kata Pengantar xi BAB 1 REINKARNASI 1 Pengertian Reinkarnasi 1 Reinkarnasi dalam Agama Hindu 2 Reinkarnasi Dalam Agama Buddha 6 Reinkarnasi Dalam Pandangan Filsafat- Yunani Kuno 9 Proses Reinkarnasi 11 Surga Neraka Dalam Agama Hindu- Buddha 12 Surga Neraka Dalam Agama Hindu 12 1. Surga Dalam Agama Hindu 12 2. Neraka Dalam Agama Hindu 13 Surga Neraka Dalam Agama Buddha 17 1. Surga Dalam Agama Buddha 17 2. Macam-macam Neraka Dalam - Agama Buddha 20 BAB 2 K I T A BERASAL DARI ALLAH DAN KEMBALI KEPADA ALLAH 30 Surga Dan Neraka Adalah Terminal Sementara 27 Adzab di Neraka Tidak Kekal 32 Kenikmatan Tertinggi di Surga 44 Tujuan Hidup Manusia Untuk Kembali Kepada - Allah 47 BAB 3 TIDAK SETIAP BAYI DILAHIRKAN DALAM KONDISI SUCI 51 Setiap Bayi Yang lahir Adalah Fitrah ? 51 Anak Soleh Vs. Anak Durhaka 57 Anak Hasil Illegal Lahir 62 Bayi Wajib Zakat Fitrah 68 Fenomenan Anak Indigo 70 BAB 4 AL-MASKHU REIKARNASI DALAM ISLAM 75 Pengertian Al-Maskhu 75 Dalil Al-Maskhu Reinkarnasi 77 Kisah Ashhabu Sabt 81 Perbedaan Ulama Tentang al-Maskhu 86 Reinkarnasi al-maskh Pasti Terjadi 91 BAB 5 MAHLUK YANG MENGALAMI REINKARNASI 91 Makhluk Yang Menerima Syariat 91 1. Manusia 98 2. Makhluk Jin 99 Waktu Terjadinya Reinkarnasi 102 1. Reingkarnasi Ketika Masih Hidup 102 2. Reinkarnasi Jenazahnya Berubah 103 3. Reinkarnasi Di alam Kubur Barzakh 104 4. Reinkarnasi di Akherat Surga-Neraka 106 5. Reinkarnasi Dilahirkan Kembali Ke Dunia 108 Reinkarnasi Bisa Terjadi dimana Saja 111 BAB 6 SABDA SANG BUDDHA & NABI MUHAMMAD TENTANG REINKARNASI 115 Sabda Sang Buddha Tentang Reinkarnasi 115 Sabda Nabi Muhammad Tentang Reinkarnasi 123 BAB 7 PROSES REINKARNASI 131 Nabi Adam Bukan Manusia Pertama 131 Sebelum Nabi Adam ada Adam-Adam lain 134 Proses Terjadinya Reinkarnasi 138 BAB8 REINKARNASI MANUSIA MENJADI POHON 144 Tumbuhan Memiliki Jiwa 145 Sayuran dan Buah-Buahan Bisa Menjerit Ketika - Dipotong 147 Pohon Kurma yang Menangis 148 Pohon Minta Syafaat Pada Nabi saw. 149 Mendengar dzikir Nabi, sebuah pohon Kurma - Menangis 151 BAB 9 REINKARNASI MANUSIA MENJADI BATU ATAU BESI 154 Zina di Kabah Dirubah Menjadi Batu Soffa dan Marwah 156 Umat Nabi Musa as. Dikutuk Jadi Batu 158 Untaian Salam Batu Aneh 161 Batu Bisa Berbicara 163 BAB 10 REINKARNASI MENJADI HEWAN 167 Mendahului Imam dirubah menjadi Keledai 168 Meninggalkan Sholat Matinya Jadi Babi Hutan 172 Reinkarnasi Menjadi Belut 174 Reinkarnasi Menjadi Tikus 177 BAB 11REINKARNASI MENJADI 13 BENTUK HEWAN 180 Tiga Belas Bentuk Reinkarnasi Jadi Hewan 181 Reinkarnasi Menjadi Kera dan Babi 187 Malam Manusia Pagi Harinya Jadi Kera - dan Babi 188 Reinkarnasi Jadi Babi dan Kera Sampai Qiyamat 189 Ummat Nabi Isa Dirubah Menjadi Kera dan -Babi 190 Tidak Ikut Hijrah Matinya Dikumpulkan Bersama Babi dan Kera. 192 Minum Khomer Direinkarnasi Jadi babi 192 Kaum Khawarij Direinkarnasi Jadi Babi dan Anjing 194 Kaum Qodariyah Direinkarnasi Jadi Babi dan Anjing 195 BAB 12 REINKARNASI MENJADI CECAK 199 Kenapa Cicak Dijuluki Fuwaisiqo 202 Manusia Yang DiJuluki Cecak Oleh Nabi 205 BAB 13 REINKARNASI JIN 210 Ular adalah Reinkarnasi Dari Jin 210 Setan Reinkarnasi Menjadi Anjing Hitam 216 Laba-laba adalah Reikarnasi Syetan 220 BAB 14 REINKARNASI MANUSIA CACAT DAN BERPENYAKITAN 223 Dosa Di Dunia Lahir Cacat Di Kehidupan Berikutnya 223 Reinkarnasi Cacat dan Berpenyakitan 234 Sakit Adalah Penebus Dosa 243 BAB 15 REINKARNASI MENJADI MALAIKAT 244 Menjelma Menjadi Manusia 244 Manusia Berinkarnasi Menjadi Malaikat 247 Daftar Pustaka 254 Harga 65 ribu, belum termasuk ongkos kirim Pasti anda tertarik dengan buku ini, silakahkan hubungi 1. sejatidiri 2. No Hp. 081336504540 lebih detail klikdisini 25-09-2012 1040 nyimak ganQuoteIJIN NITIP LAPAK YAH GAN Malu Dengan Bentuk Tubuhmu?? Ingin punya tubuh SEKSI? Ini Solusinya ! KLIK INI-> [url] dihisabklo udah kiamat dst... ga ada istilah dalam islam klo mati mereka dilahirkan kembali jadi orang yg lebih baik/lebih buruk Bener broo.. HATI-HATI Pengaburan agama. ane anjurin, beli qur'an plus terjemahan trus cari ayat ato surat ato hadist yg membahas reinkarnasi di ISLAM. kl ada tanyain ke kiyai, tu bener pa ga. setau ku gada ISLAM kenal reinkar nasi. 25-09-2012 1125 Kaskus Addict Posts 1,404 rata2 liat judulnya aja tapi gak baca sampai lengkap nih post tolong ya agan2 yang bijak 25-09-2012 1357 Kaskus Addict Posts 1,767 di islam g ada yang begituan mpok 25-09-2012 1419 Kaskus Addict Posts 1,570 Judulnya sengaja dibuat heboh, supaya bukunya laku. Ok deh, gan... 25-09-2012 1422 Kaskus Addict Posts 1,709 menarik gan, buat disimak, direnungkan, diambil intisarinya, dan bukan untuk dihujat... 25-09-2012 1424 Kaskus Addict Posts 2,788 panjang bagt gan threadnya ninggalin jejak dulu ja gan ntar dibaca gi 25-09-2012 1427
Abbas, Nurlaelah. “Muhammad Bin Abdul Wahab Gerakan Revivalisme Dan Pengaruhnya.” Jurnal Dakwah Tabligh 16, no. 2 December 2015 133– Arifuddin. Metode Tematik Dalam Pengkajian Hadis. Makassar UIN Alauddin Makassar Press, Moh Yasir. Mediatisasi Agama Post-Truth Dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta LKiS, M. Yusran. Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Al-Qur’an, Hadits, Fiqih, Dan Pranata Sosial. Jakarta PT Raja Grafindo Persada, Ahmad. “Pengaruh Mazhab Mufassir Terhadap Perbedaan Penafsiran.” Journal of Islamic Studies and Humanities 2, no. 1 2017 55– Mohammad Roihan. “Studi Pendekatan Al-Qur’an.” Jurnal Thariqah Ilmiah 1, no. 1 January 2014 31– Nadirsyah. Dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal Hingga Memilih Mazhab Yang Cocok. Jakarta Penerbit Mizania, 2015.———. “Kosong Dan Berisi Dalam Memahami Al-Qur’an,” June 9, 2019. Accessed January 2, 2020. Saring Sebelum Sharing. Yogyakarta PT Bentang Pustaka, 2019.———. Tafsir Al-Qur’an Di Medsos Mengkaji Makna Dan Rahasia Ayat Suci Pada Era Media Sosial. Yogyakarta PT Bentang Pustaka, Hamim, and Suryadi. Bunga Rampai Wacana Studi Hadis Kontemporer. Yogyakarta Tiara Wacana, Suruk. Teologi Amal Saleh Membongkar Nalar Kalam Muhammadiyah Kontemporer. Surabaya Lembaga Pengkajian Agama dan masyarakat LPAM, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta Raja Grafindo Persada, Donny Indra. “Ceramah Nabi Muhammad Sesat’, Evie Effendi Dipolisikan IPNU,” August 13, 2018. Accessed January 2, 2020. Harun. Sejarah Al-Qur’an. Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Anwar. “Ikhtilaf Di Kalangan Ulama Al-Mujtahidin.” Al-Risalah 15, no. 2 November 2015 181– Abdullah. Al-Qur’an Abad 21 Tafsir Kontekstual. Bandung PT Mizan Pustakan, Ibnu. “Resepsi Al-Qur’an Dalam Berbagai Bentuk Terbitan.” Humaniora 16, no. 1 February 2004 78– Mohammad Hanief. “Konsep Fikih Ikhtilaf Yusuf Al-Qaradhawi.” Jurnal TSAQAFAH 13, no. 2 November 2017 254– M. “Pendekatan Tekstual Dan Kontekstual Dalam Penafsiran Al-Qur’an.” Al-Bayan Jurnal Studi Al-Qur’an dan Tafsir 1, no. 2 December 2016 115– Qurais. Membumikan Al-Qur’an Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. Bandung Mizan, Saifuddin, Moh. Hidayat Noor, and Miski. “Komunitas Online Serta Seruan Kembali Pada Al-Qur’an Dan Hadis Identitas, Ideologi, Dan Imaji Fundamentalisme.” 144–160. Grand Mirama Surabaya UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018.
reinkarnasi dalam al qur an dan hadits